Jumlah uang tunai yang beredar di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sebagian besar masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa tidak punya uang bila tak ada fisiknya, dan anggapan tersebut ikut mempengaruhi peningkatan jumlah uang tunai yang beredar.
Selama tahun 2012, pertumbuhan uang beredar M1 terus meningkat rata-rata sebesar 1,32 persen, dimana pada akhir tahun volume M1 yang beredar mencapai Rp 841,72 triliun atau naik 16,42 persen dibanding tahun sebelumnya. Dibanding awal tahun terjadi penambahan volume uang kartal sebesar Rp75 triliun, dan uang giral sebanyak Rp69,67 triliun.
Peningkatan tertinggi M1 terdapat pada Triwulan II yaitu naik sebesar 7,45 persen dibanding Triwulan I, meningkat dari Rp697,95 triliun menjadi Rp749,93 triliun. Peredaran uang kartal naik rata-rata 5,5 persen menjadi Rp300,1 triliun, sedang uang giral meningkat 8,79 persen menjadi Rp449,83 triliun yang merupakan pertumbuhan uang giral tertinggi selama tahun 2012. Kondisi pertumbuhan uang giral yang tinggi Ini menggambarkan pertumbuhan kredit pada Triwulan II cukup tinggi.
Pada Triwulan III 2012 M1 yang beredar kembali naik sebesar 4,00 persen dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan ini terjadi peningkatan uang kartal sebesar 7,52 persen menjadi Rp322,66 triliun yang merupakan peningkatan yang tertinggi selama tahun 2012. Uang giral turut naik sebesar 1,65 persen menjadi Rp457,24 triliun. Kenaikan volume uang kartal pada triwulan ini menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga menggunakan transaksi tunai naik cukup tinggi.
Perkembangan rata-rata uang beredar M1 pada Triwulan IV 2012 mencapai Rp806 triliun menunjukkan peningkatan 3,35 persen dibanding triwulan sebelumnya. Kenaikan M1 yang pada Triwulan IV 2012 disebabkan karena seluruh komponen pendukung mengalami kenaikan cukup siginifikan pada bulan Desember, dimana uang kartal naik sebesar 10,67 persen dan uang giral 1,14 persen. Sedangkan pada bulan sebelumnya uang giral telah naik cukup tinggi sebesar 5,67 persen. Hal ini disebabkan penggunaan uang kartal yang cukup tinggi selama musim libur pada akhir dan awal tahun.
Seperti yang terjadi pada awal tahun sebelumnya, usainya musim libur turut mempengaruhi peredaran M1 pada Triwulan I 2013 dimana peredaran M1 mengalami penurunan sebesar 1,38 persen menjadi Rp794,88 triliun. Penggunaan uang tunai dalam transaksi di masyarakat menurun 3,5 persen dibanding Triwulan IV 2012, namun transaksi dengan uang giral meningkat 0,14 persen.
Penggunaan transaksi dengan menggunakan uang giral mengalami peningkatan selama tahun 2012. Volume uang giral pada awal tahun sebesar Rp410 triliun meningkat menjadi Rp479 triliun di akhir tahun, meningkat 15,54 persen (yoy). Peningkatan penggunaan uang giral yang cukup tinggi terjadi pada Maret, Mei dan September 2012 dimana pada bulan-bulan tersebut penggunaan uang giral meningkat diatas 5 persen dibanding bulan sebelumnya.
Volume penggunaan uang giral selama tahun 2012 lebih besar dibanding uang kartal yaitu rata-rata 58,97 persen, namun uang kartal lebih banyak digunakan sebagai pembayaran dalam transaksi tunai dibanding uang giral. Dilihat dari pertumbuhannya serta perkembangan teknologi, dimasa mendatang uang giral akan lebih banyak dipergunakan sebagai alat transaksi pembayaran. Penggunaan kartu elektronik dalam pembayaran transaksi rutin yang dilakukan masyarakat akan turut mendorong peningkatan penggunaan uang giral.
Selama tahun 2012, pertumbuhan uang beredar M2 meningkat rata-rata sebesar 1,17 persen. Volume M2 bertambah Rp350,15 triliun dibanding awal tahun, dimana pada akhir tahun volume M2 yang beredar mencapai Rp3.304,65 triliun atau naik 14,86 persen dibanding tahun sebelumnya.
Uang kuasi yang terdiri atas simpanan berjangka dan tabungan Rupiah, serta rekening milik swasta domestik dalam valuta asing (antara lain rekening giro dan simpanan berjangka dalam valuta asing, tidak termasuk tabungan dan simpanan berjangka yang diblokir) merupakan komponen terbesar pada M2 yang volumenya pada tahun 2012 mencapai rata-rata 74,66 persen dibanding komponen lainnya. Pertumbuhan uang kuasi setiap bulannya selama tahun 2012 mencapai 1,15 persen. Pada Triwulan I 2012 uang kuasi tumbuh 2,99 persen menjadi Rp 2.159,648 triliun dibanding Triwulan IV tahun 2011. Pada Triwulan II pertumbuhannya melambat menjadi 2,99 persen, namun kembali naik menjadi 3,3 persen pada Triwulan III dan mencapai pertumbuhan tertinggi pada Triwulan IV sebesar 4,77 persen. Hal ini menggambarkan bahwa kesadaran masayarakat dalam berinvestasi semakin tinggi dan merupakan salah satu indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Walaupun volumenya kecil dibanding komponen lain dalam M2, Surat Berharga Selain Saham selama tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 22,3 persen, berkurang sebesar Rp2,98 triliun dibanding awal tahun menjadi Rp 10,42 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar